Sejarah singkat berdirinya Pondok Pesantren Al-Ishlah

Sejarah berdirinya pondok pesantren AL-ISHLAH JENGGAWAH ini, berawal atas keinginan untuk melanjutkan Perjuangan-Perjuangan Nilai Islam dalam pendidikan ditengah masyarakat Jenggawah, K.Ahmad Syadzili memulai membangun lembaga pendidikan al qur’an ditahun 1985, Alhamdulillah antusias masyarakat cukup besar dengan  jumlah santri +200 santri. yang kemudian dilanjutkan oleh K.Sirojuddin Ahmad pada tahun 1989 dikarenakan K.Ahmad SyadziliHijarah ke Jakarta. Seiring berjalannya waktu lembaga pendidikan al-qur’an terus mendapat dukungan dari masyarakat terbukti atas kepercayaan masyarakat untuk mendidik putra-putri mereka di lembaga ini. Kegiatan yang dilakukan oleh K.Sirojuddin Ahmad tidak hanya dalam kelembagaan pendidikan Al-Qur’an namun juga dalam kegiatan pembinaan masyarakat (majlis – majlis kitab) di desa Jenggawah dan desa Wonojati.

Kemudian Pada Tahun 1991 K. Sirojuddin mulai merintis pesantren dengan  1 Musholla dan mendirikan 2 kamar tidur putra dan putri untuk tempat mukim bagi santri, sejak saat itu mulailah pesantren AL-ISHLAH dikenal dan diminati oleh masyarakat sebagai salah satu pilihan pendidikan bagi putra-putri mereka karena memadukan pendidikan berbasis pesantren/kitab kuning dengan pendidikan umum yang didukung dengan disiplin yang tinggi. Tepat tahun  2003  K.Sirojuddin berpulang ke rahmatullah (Allahumagfirlahu) meninggalkan lembaga pendidikan dan dunia yang fana ini, sosok pemimpin yang disiplin tinggi dalam mengajar, sifat tegas dalam menegur kesalahan bagi santri dan juga putra/putri beliau serta sifat tawadlu’ dan zuhudnya menjadi sebuah figur bagi santri-santrinya.  kemudian setelah wafatnya beliau K.Ahmad Syadili pun harus pulang kampung untuk menggantikan beliau dalam melanjutkan pendidikan pesantren ini bersama putra – putri beliau, Sifat tegas dan disiplin yang tinggi sama beliau terapkan seperti yang almarhum jalankan, sehingga suasana yang sudah terbangun dan budaya kedisiplinan tetap dirasakan oleh para santri. setelah dua tahun kemudian K.Ahmad Syadzilipun berpulang Kekaharibaan-Nya tepat pada tahun 2005 . para santri merasa kehilangan dengan sosok beliau yang Tegas , Disiplin, tawadlu’.

 Kemudian lembaga pendidikan pesantren AL-ISHLAH JENGGAWAH terus berjalan dan berkembang sampai sekarang dibawah kepemimpinan K.Ahmad Mu’ien Siroj  yang didukung oleh semua putra/putri dari kiyai Syadili dan Kiyai Sirojuddin . Kiyai Ahmad Mu’ien Siroj adalah putra pertama K. sirojuddin yang menyelesaikan pendidikan di PP.AL-AMIN PRENDUAN,  beliau adalah sosok yang mewarisi sifat kefiguran dari abah beliau, ketegasan, kedisiplinan dan kegigihan beliau dalam mengembangkan sektor kualitas,  kuantitas dan sarana pondok pesantren Al-Ishlah sangat tampak sehingga terwujud sebuah pendidikan yang menjadi salah satu pilihan masyarakat jenggawah, jember dan sekitarnya.